 |
| Dok, foto: Hendra saputra sebagai ketua Badan Peserta Hukum Reclasirring Indonesia (BPH RI). |
MSRI, Tulungagung - Aroma korupsi tercium dalam pembangunan sarana olahraga di SMAN 01 Tulungagung. Dengan berkedok disetujui oleh komite sekolah, pihak sekolah dengan seenaknya melakukan pungutan terhadap wali murid untuk pembangunan saran olahraga di sekolah tersebut.
"Adanya anjuran sumbangan yang nilainya variatif antara Rp 600 ribu hingga Rp 1,5 juta, "jelas salah satu wali murid kepada awak media. Minggu 22 Desember 2024.
Pernyataan wali murid tersebut menguatkan keterlibatan komite sekolah yang seharusnya menjadi penyeimbang dalam menata pendidikan justru menjadi mesin pemukul kaitan rencana sekolah, guna menyiasati aturan atau menjadi bemper sekolah untuk melakukan Tarikan.
Menyikapi temuan tersebut, Hendra saputra sebagai ketua Badan Peserta Hukum Reclasirring Indonesia (BPH RI) mengatakan sikap pihak sekolah tersebut tidak bisa dibenarkan.
"Persoalan tarikan yang berdalih apapun tidak dibenarkan terjadi disekolah, karena peran serta pemerintah adalah luar biasa, menurut Permendiknas no 75, jelas peraturannya, tentang kedudukan dan kewajiban komite sekolah" Jelasnya Hendra.
Lebih lanjut Hendra Saputra menjelaskan, tentang kejadian demi kejadian yang menyoroti SMAN 01 Tulungagung yang tidak pernah ada habisnya dan selalu menimbulkan polemik di dunia pendidikan Tulungagung,
"Sekolah seharusnya diatur secara baik, dimanfaatkan sebagai lembaga yang mencerdaskan anak bangsa secara maksimal, bukan menjadi omongan dan hal ini termasuk mencederai dunia pendidikan, belum lama ini viral kaitan Bangku rusak, penghadangan wartawan, sekarang tentang tarikan untuk membangun lapangan yang. nilainya Fantastik," Tuturnya.
Sementara itu, sampai berita ini diturunkan kepala sekolah SMAN 01 Tulungagung Tosari belum bisa ditemui dan tidak bisa dikonfirmasi. Baik melalui Saluran Whatapp masih tertulis berdering tapi tidak ada jawaban.
{ Tim/Red }
dibaca
إرسال تعليق