![]() |
Dok, foto; Program Khofifah : TIS TAS Disinyalir Hanya Omong Kosong, SMAN 1 Mantup Keruk Ratusan Juta Dari Uang Gedung Siswa. |
LAMONGAN, MSR Indonesia - Program Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Jatim) Gratis Berkualitas (Tis Tas) nampaknya hanya isapan jempol belaka, Lembaga Pendidikan Negeri yang seharusnya gratis, kini malah memungut bayaran lebih kepada para siswanya.
Padahal, Pemerintah melalui Komisi Pemberantasan Anti Korupsi (KPK) telah melakukan kampanye anti korupsi ke lembaga pendidikan, tapi banyak sekolah masih memungut uang, misalnya untuk uang gedung padahal sekolah sudah mendapatkan dana APBN, berupa BOS dll, terlebih lagi itu Sekolah Negeri sampai SMAN.
Salah satu contoh SMAN 1 Mantup Kabupaten Lamongan yang memungut biaya uang gedung sebesar Rp2.5 juta rupiah kepada para muridnya disinyalir pada tahun ajaran 2024/2025, Jika setiap siswa diminta uang gedung, Pertanyaannya untuk apa uang tersebut? Belum lagi hal ini dilakukan juga di tahun-tahun sebelumnya.
“Saya kira sekolah negeri itu gedungnya dibiayai pemerintah, kok ini kami disuruh membiayai,” ungkap T. Susanto selaku wartawan Media Suara Rakyat Indonesia serta Kadiv Investigasi Aliansi Wartawan se-Jawa Timur (AWAS). Rabu (9/10/2024). Sapaan akrab Ahot.
"Ahot yang aktif menyoroti pungutan uang gedung SMA dan SMK Negeri di Jawa Timur ini menganggap biaya uang gedung tidak punya dasar hukum yang kuat, bahkan cenderung ke perbuatan pidana, menurutnya keputusan pungutan uang gedung atau uang pembangunan, harus mendapat persetujuan dari Gubernur Jawa Timur, Sebab, sarana dan prasarana SMA dan SMK negeri saat ini telah dibiayai melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Pemprov Jatim.
“Uang gedung yang dikumpulkan dari orang tua murid itu untuk apa? Kan infrastruktur SMK dan SMA Negeri sudah ada, begitu juga fasilitas lainnya sudah dibiayai melalui APBD yang bersumber dari pajak masyarakat Jawa Timur,” ungkapnya.
Kepala SMAN 1 Mantup, Purwanto saat hendak dikonfirmasi, Rabu (9/10/2024) tidak ada di tempat, padahal sudah di hubungi melalui aplikasi WhatsApp terbaca tetapi terabaikan," dugaan sementara seperti itu terkesan alergi.
Yang lebih memalukan, pihak SMAN 1 Mantup melalui humas menitipkan Amplop kepada Satpam untuk awak media, entah dengan tujuan apa namun hal itu sudah merupakan bentuk pelecehan terhadap profesi jurnalistik.
(Desika)
dibaca
Posting Komentar